Tadabur Surah Ash-Shaff
Oleh: Arju Ridhallah
"Bertasbih kepada Allah apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi, dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (Ash-Shaff:1-3)
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya meriwayatkan hadits dari Sahabat Abdullah bin Salam bahwa suat ketika mereka para sahabat saling berkumpul untuk membicarakan amal apa yang disukai Allah SWT. Maka Allah menurunkan surah Ash-Shaff yang dijelaskan di sana bahwa amal yang disukai oleh Allah SWT adalah berjihad di jalanNya dalam barisan yang teratur seperti dijelaskan dalam ayat ke empat.
Surah ke-61 dan berjumlah 14 ayat ini berbicara bagaimana menjadi seorang muslim yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik dalam dimensi individu (pribadi) ataupun dalam dimensi sosial masyarakat.
Karena Islam adalah agama spiritual bagi individu (pribadi) dan sosial dalam satu bundel yang tak terpisahkan, semua perintah dalam Islam, baik itu bernuansa individu maupun sosial dibingkai dalam semangat spiritual yang sama yaitu pengabdian kepada Allah SWT semata (ibadah), sehingga hasil duniawi yang pasti adalah terciptanya maslahat bagi manusia secara individu maupun sosial.
Setiap muslim, pertama-tama ia harus menikmati hubungan spiritual yang bersifat individu dengan Allah SWT sebagai kebutuhan dasar, lebih mendasar ketimbang makan dan minum yang menghasilkan lahirnya kepuasa dan ketenangan hati setelah mengadu kepada Allah SWT.
Oleh sebab itu, Allah SWT dalam ayat pertama menyebutkan bahwa semua yang ada di langit dan di bumi bertasbih dan selalu berzikir kepadaNya. Apalagi sebagai seorang muslim yang ingin mendapat kebahagiaan di dunia maupun di akhirat maka hubungan ini harus diperkuat baik itu melalui shalat, zikir, doa, membaca Quran, puasa dan lain-lain.
Di ayat ke dua, Allah SWT menjelaskan bagaimana menjadi seorang muslim yang sejati baik secara pribadi maupun sosial. Sebagaimana firmanNya, "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Seorang ulama Mesir Sayyid Quthb dalam kitabnya Fi Zhilal Al-Quran mengatakan, "Dalam pengarahannya, ayat ini memberikan arahan yang jelas tentang akhlak seorang muslim dan tabiat hati nuraninya. Bahwa seorang muslim itu tidak akan berkata tentang apa yang tidak dia perbuat. Perbuatan dan perkataannya tidak akan berbeda baik secara lahir maupun batin, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan, dan sama dalam semua keadaan, semata-mata ikhlas karena Allah SWT. Dan dalam dakwahnya, seorang muslim jelas antara perkataan dan perbuatan, kokoh di jalanNya, dan saling menolong sesama saudaranya seperti sebuah bangunan yang kokoh.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: Jika berbicara dia berdusta, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanah dia berkhianat.
Karena itu, seorang muslim yang shaleh secara pribadi di waktu yang sama ia juga seorang muslim sosial yang beribadah semata-mata mencari ridha Allah SWT. Dengan kata lain, tujuan dasarnya tetap pengabdian kepada Allah SWT dan selanjutnya adalah lahirnya solusi dari berbagai problematika sosial yang berkaitan, seperti berkurangnya orang-orang munafik yang perkataan dan perbuatannya berbeda di lingkungan masyarakat.
Dan lebih dari itu, pahala menjadi seorang muslim sejati disebutkan oleh Allah dalam ayat ke 12. Allah SWT berfirman, "Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga 'and. Itulah keberuntungan yang besar."
Wallahu a'lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar