Luasnya Rahmat-Mu

Oleh : amzie_2720

Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian Ia menjelaskannya. Dan barangsiapa yang berniat untuk mengerjakan suatu amalan kebaikan, lalu ia tidak mengerjakannya, maka ia mendapatkan pahala yang sempurn, namun jika ia mengerjakannya maka ia mendapatkan sepuluh pahala, tujuh ratus pahala sampai berlipat ganda. Dan barangsiapa yang berniat untuk mengerjakan sebuah keburukan atau dosa, tapi ia meninggalkannya (semata-mata karena Allah SWT) maka baginya satu pahal. Dan barangsiapa yang berazam akan suatu dosa dan kemudian ia melakukannya, maka baginya hanya satu dosa” (H.R Bukhari dan Muslim)


Sungguh merupakan suatu kelebihan dan kasih sayang yang Allah berikan kepada makhlukNya, di antaranya yaitu orang yang berniat melakukan kebaikan sekalipun belum di laksanakannnya, maka ia mendapat satu pahala, sedangkan orang yang berbuat suatu dosa, kemudian tidak mengerjakannya, maka ia mendapatkan satu pahala, dengan syarat ia meninggalkannya semata-mata karena takut kepada Allah SWT, namun jika ia mengejakannya , maka ia hanya mendapatkan satu dosa.


Orang yang berniat baik kemudian mengerjakannya, maka Allah tetapkan baginya sepuluh kali lipat pahala, ini adalah suatu keutamaan yang amat besar, bahkan Allah melipatgandakan pahala kebaikan, namun tidak melipatgandakan siksa atas perbuatan dosa tersebut.Allah tetapkan keinginan berbuat baik sebagai suatu kemuliaan, karena keinginan itu merupakan perbuatan hati yang sesungguhnya (Begitu luas rahmat-Mu ya Rabb.!)


Sesungguhnya Allah SWt telah berfirman: “Barang siapa yang berbuat baik maka Allah tetapkan baginya sepuluh kali pahala” adapun kelipatan ganda sebuah pahala berdasarkan keikhlasan seorang mukmin dan keutamaan amalan yang ia perbuat: “Sesungguhnya Allah melipatgandakan pahala siapa saja yang Ia kehendaki dari seorang mukmin.” Karena bisa jadi seorang muslim baribadah ikhlas semata-mata karena Allah SWT, dan bisa jadi pula ia menunaikannya hanya untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, atau mungkin bias jadi ia menunaikannya karena hanya ingin di lihat oleh orang lain (riya`) atau hal lain yang berifat duniawi, naudzubillah..


Maka dari itu seyogyanya kita sebagai seorang mukmin untuk senantiasa menghadirkan kalbu kita di setiap ibadah yang kita kerjakan dan tentunya tidak terlepas dari aturan Allah dan RasulNya dalam Al-Qur‘an dan Assunnah, sehingga terwujud dalam diri qta cahaya keikhlasan.


Dalam hadits di sebutkan: “..dan barangsiapa yang berniat untuk mengerjakan suatu amalan kebaikan, lalu ia tidak mengerjakannya, maka ia mendapatkan pahala yang sempurna, namun jika ia mengerjakannya maka ia mendapatkan sepuluh pahala, tujuh ratus pahala sampai berlipat ganda”. Kemudian gimana sih jika seseorang itu termasuk dalam kategori “orang yang mendapat pahala hanya dengan berniat tanpa sebuah amalan?”


1.Orang yang berniat dan berazam melaksanakan suatu kebaikan tapi ia tidak mampu melakukannya. Seperti seorang kakek berusia tua renta yang ingin shalat berdiri seperti jamaah lainnya, namun karena kelemahan fisiknya yang menghalanginya utk melaksanakannya… maka sesungguhnya ia telah di catat oleh Allah untuk mendapatkan pahala shalat seperti jemaah lainnya yang shalat berdiri.


2. Seorang muslim yang telah berazam untuk mengerjakan suatu amalan, dan kemudian ia meninggalkan amalan tersebut karena amalan lainnya yang lebih baik.


3. Adapun jika ia telah berazam dan bersungguh-sungguh untuk mengerjakan suatu kebaikan, dan kemudian ia meninggalkannya karena merasa malas dan lain sebagainya. Maka ia telah baginya pahala, sebagaimana dua kondisi di atas tersebut..


Lalu, apa sabda Rasul berikutnya? “..dan barangsiapa yang berniat untuk mengerjakan sebuah keburukan atau dosa, tapi ia meninggalkannya (semata-mata karena Allah SWT) maka baginya satu pahala…dan barangsiapa yang berazam akan suatu dosa dan kemudian ia melakukannya,, maka baginya hanya satu dosa..”


Naah.. tuh kan!! Allah sayang banget sama kita. Tapi terkadang kita sendiri yang masih belum sayang sama Allah. Tapi, seperti apa sih jika seorang muslim termasuk dalam kategori seperti yang di atas ini?


1. Jika seorang muslim telah berniat dan berazam melakukan sebuah dosa, lalu suatu saat ia sadar akan niat jeleknya itu, dan kemudian ia pun meninggalkannya semata-mata karena Allah SWT atau karena takut akan siksaanNya. Maka Allah telah menggantikan niat baiknya untuk meninggalkan perbuatan tersebut dengan satu pahala.


2. Namun jika ia berniat melakukannya atau hanya berangan-angan akan suatu keburukan atau dosa yang ingin ia kerjakan, maka cukup di catat oleh Allah satu dosa karena niat buruknya itu tanpa di catat dosa amalannya. Kenapa? Karena menghayal akan suatu hal, itu mustahil ia lakukan, dalam artian jika ia mampu, maka ia telah melakukan niat buruknya itu.


3. Adapun seorang muslim yang telah berazam akan suatu keburukan yang ia ingin perbuat, tapi karena berbagai factor yang menyebabkannya gagal untuk berbuat..
mm..kaya apa sih?

Rasulullah SAW bersabda : “jika ada dua orang muslim yang saling membunuh, maka bagi yang membunuh dan yang di bunuh adalah neraka, kemudian sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah kenapa bagi yang di bunuh mendapatkan neraka?” Rasul bersabda: “karena ia telah berazam untuk membunuh temannya itu” Tuuh kan! Makanya, hati-hati ya!! Pikirkan dulu sebelum berbuat. Apakah yang akan kita perbuat nanti itu baik apa engga?


Oleh karena itu, bila kelak Allah mengadili hamba-hambaNya di hari kiamat. Kebaikan mereka bertingkat-tingkat nilai ketinggiannya, dan ada pula yang kurang nilainya, maka dengan kemurahan dan rahmat Allah SWT, ia akan memperhitungkan semua amal kebaikannya dengan harga yang tinggi, karena kemurahan Allah jauh lebih besar dari pada perbedaan nilai antara dua kebaikan, Allah berfirman: “Sungguh pasti Kami memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik dari apa yang telah mereka lakukan “ (Annahl : 97)

Tidak ada komentar: